Newest Post
// Posted by :Kyou
// On :Senin, 10 November 2014
Berikut adalah contoh naskah drama untuk 5 orang. don't COPY or TAKE IT OUT without permission. Cerita ini saya buat ketika ada tugas pementasan drama di sekolah. Silakan jika ingin mengambil, namun harap permisi dulu :)
FRIEND I AM SORRY
- Pengenalan tokoh :
· -
Iis Norma Khoerunnisa
sebagai Fiona Syahir Laurenza : Bersahabat baik dengan Yuri, baik hati, terkadang
temperamental, tinggal dengan ayahnya saja. Menyukai Bollywood dance.
· -
Tini Hartini sebagai Yuri
Juliana Brooks : Bersahabat baik dengan Fio, tidak terlalu terbuka dengan orang
lain. Menyukai Korean dance.
· -
Iit Abdul Basit sebagai Lay
Richard Maurer : Sahabat Fio dan Yuri. Cowok populer di sekolah, kaya raya dan
baik hati. Menyukai Fio.
· -
Nisrina Maharani sebagai
Ratu Shina Maharani : Anak pemilik Kirin Art High School. Sombong , jahat dan
suka pada Lay.
· -
Heru Septian sebagai Eru
Karl Meinston: Pengikut Ratu yang mengikuti setiap perintahnya. Diam-diam
menyukai Ratu.
- Disclaimer :
Cerita ini
merupakan fiktif belaka. Apabila terdapat kesamaan tokoh, karakter, alur dan
setting, itu merupakan sebuah unsur ketidak sengajaan. Selamat menyaksikan!
- Story begin:
Kirin Art High School memang
sekolah favourite dengan murid segudang bakat. Dalam sekolah ini ada
jurusan seni yang di dalamnya terdapat pelatihan dance, menyanyi dan hal lain
yang berkaitan dengan seni. Fio, dan Yuri merupakan dua murid yang menyukai
dance. Walaupun kesukaan mereka berbeda. Mereka telah bersahabat sejak lama.
Keluarga Fio telah banyak membantu keluarga Yuri hingga akhirnya Yuri bisa
sampai di sekolah yang sama dengannya dengan mendapatkan beasiswa. Walapun
terkadang mereka juga berselisih soal dance. Dan disanalah peran Lay, ia selalu
menjadi penengah diantara Fio dan Yuri. Ia bersahabat baik dengan keduanya dan
ia memendam perasaan pada Fio. Mereka bertiga menamai diri mereka FLY, diambil
dari nama mereka, F untuk Fio, L untuk Lay, dan Y untuk Yuri. Fly artinya
terbang, bagi mereka, mereka adalah manusia yang sedang belajar terbang. Dan
penempatan huruf L di tengah menggambarkan bahwa Lay selalu menjadi penengah
diantara Fio dan Yuri.
Suatu hari, Fio sedang latihan
Bolly dance di ruangan latihan. Lalu Yuri datang dan mengganti musik Bolly
menjadi Kpop dance. Fio yang tidak menyukai Kpop mengganti musik dan
melanjutkan Bolly dance nya. Dan terus seperti itu.
Fio: “Yuri, kamu kenapa sih? Aku kan lagi latihan!” (Sebal)
Yuri: “Aku kan juga mau latihan, Fio”
(Datanglah Lay)
Lay: “Kalau kalian seperti ini terus, gimana mau kompak?”
(Fio dan Yuri sama-sama menggerutu sebal)
Lay: “Gini deh, gimana kalau kalian buat mix dance?”
Fio: “Wah, boleh juga tuh! Pasti keren!”
Yuria: “Em, aku setuju. Tapi, kayanya bakal susah deh.”
Lay: “Yah, kita gak akan pernah tahu sebelum kita coba, kan?”
(Fio dan Yuri mengangguk. Lalu Ratu dan Eru masuk ke ruang
latihan)
Ratu: “Well, well, well. Rupanya tiga ayam sedang belajar
terbang. Ups! Aku salah, bukan tiga, tapi dua. Kalo My handsome boy sih udah
kaya kuda terbang.”
(Fio, Yuri dan Lay menatap Ratu kesal)
Lay: “Dih, ogah banget disamain sama kuda” (begidik ngeri)
Fio: “Ngapain kamu kesini? Gangguin orang aja. Gak bisa
banget lihat orang seneng”
Ratu: “Apa? Gak salah denger? Heh. Ini tempat punya gue,
terserah dong mau ngapain. Kalian tuh yang numpang. Pergi sana! Gue mau
latihan.”
Yuri: “Gak bisa gitu dong, kita juga punya hak disini.”
Ratu: “Oh ya? Kau anak beasiswa itu kan? Aku bisa saja
mencabut beasiswa mu.” (Mengancam)
Yuri: (menunduk sedih)
Ratu: “Eru, usir mereka.”
Eru: “Baik tuan putri”
Fio: (hendak melawan, namun ditahan oleh Lay)
Lay: “Gak perlu. (Agak menekan tubuh Eru) Sudahlah mending
kita pergi dan cari tempat latihan lain.”
Ratu: “Eh, tunggu. Aku tidak mengusirmu. Aku hanya menyuruh
2 ayam itu pergi. Kau bisa disini kalau mau.”
Lay: “Sorry, aku gak sudi berada satu ruang denganmu” (Pergi
bersama Fio dan Yuri)
***
(Fio, Yuri dan Lay berada di kantin sekolah dan mengobrol)
Yuri: (namapak lesu dan tertunduk sedih)
(Fio dan Lay menatap Yuri)
Fio: “Kenapa Ri? Masih kepikiran omongannya si Ratu yah? Ya
ampun kaya gak tahu aja dia orangnya kaya gimana.”
Lay: “Iya Ri, justru kita tuh iri sama kamu yang bisa dapet
beasiswa di sekolah bergengsi kek gini. Lu tuh hebat tau gak.”
Yuri: “Thanks ya.” (Tersenyum tulus)
Fio: “Yaelah pake terimakasih segala, ini gunanya sahabat. (Menepuk
pundak Yuri dan tersenyum padanya)
Fio: “Hah dia itu emang kaya nenek sihir. Kenapa sih kita
harus ngalah sama dia?”
Lay: “Ya ampun Fio, kalau kita gak ngalah, gak ada bedanya
dong kita sama mereka.”
Yuri: “Tapi, kita jadi gak punya tempat latihan. Giman dong?”
Lay: “Tenang, asal ada aku, semuanya pasti beres.”
Fio: “Wah, kamu emang paling bisa di andelin Lay” (menepuk
pundak Lay)
Lay: (tersenyum pada Fio)
Yuri: “Ekhem. Mau ngejadiin aku kambing budek nih.”
Fio: “Ih, apaan sih. Kita kan Friend! Ya gak?”
(Menyikut Lay)
Lay: (tersenyum hambar)
Yuri: (Menatap Lay dan Fio)
Fio: (melihat pesan masuk) “Eh, aku pulang duluan yah.
Ayahku udah jemput nih. Bye” (pergi)
Yuri: “Ok. Bye! Hati-hati dijalan yah!”
Yuri: “Lay, sampai kapan mau gitu terus? Jangan jadi
pecundang deh.”
Lay: “Hh, kamu denger sendiri kan? Kita itu FRIEND”
(penuh penekanan)
Yuri: “Yah, tapi gak ada salahnya kan mencoba?”
Lay: “Kamu bener, tapi aku takut justru perasaan ini
menghancurkan persahabatan kita. Dan menjauhkanku dengannya.”
Yuri: (Terdiam)
(Ratu dan Eru menghampiri meja Lay dan Yuri dan langsung
duduk di samping Lay)
Ratu: Hallo my handsome boy. Pulang bareng yuk”
Lay: (membuang muka dan merasa risih)
Yuri: (menggeleng, dan bergumam tak jelas)
Lay: “Apaa sih. Pergi sana. Jangan deket-deket gue napah.”
Yuri: “Tsk. Duh Lay kalo gitu aku duluan yah. Bye!”
(Bangkit pergi)
Ratu: “Pergi sna! Hus!”
Lay: “Eh, Yuri! Tunggu aku! Aakh awas luh” (menyusul Yuri)
Ratu: “Yah? My handsome boy! Kok pergi sih?!” (Sebal)
Eru: “Tuan putri jangan sedih, kan ada aku.”
Ratu: “Iih apaan sih lo! Minggir!” (Tambah kesel)
(Eru nampak sedih)
Ratu pergi ke ruang latihan dengan
kesal. Lalu ia menemukan sebuah gelang tergeletak disana dan mengambilnya.
Ratu: “Gelang ini.. Kalau tidak salah ini milik Fio si gadis ayam itu. Ahh...” (Tersenyum licik)
Keesokan harinya, Fio baru
menyadari kalau gelangnya hilang. Ia mencari di tas nya namun tidak ada.
Fio: “Ri, kamu nemuin gelang ku gak?”
Yuri: “Maksud kamu gelang pemberian Ibu kamu itu?”
Fio: 'Iya, gelangku gak ada. Kemarin aku masih memakainya.
Aku yakin.”
Yuri: “Mungkin tertinggal di rumah kali. Coba kamu cari lagi
deh.”
(Fio menghela nafas panjang, pasalnya itu benda satu-satunya
yang diberikan oleh ibu nya pasca bercerai dengan ayahnya. Lalu Ratu datang menghampiri
mereka.)
Ratu: “Kalian nyari ini?” (Memperlihatkan gelang Fio)
Fio: “(agak terkejut) Bagaimana kau bisa mendapatkannya? Itu
milikku. Cepat kembalikan!” (Berusaha merebut, namun Ratu tak memeberikannya)
Ratu: “Oh oh oh, aku dengar ini gelang pemberian Ibu mu yah?
Kasihan sekali, dia hanya memberikan gelang murahan ini. Heh” (tertawa remeh)
Fio: (menatap Ratu marah)
Yuri: “Ratu. Cepat kembalikan. Barang itu bukan hak mu. Aku
fikir kau gadis kaya raya. Tsk.”
Ratu: “Apa maksudmu hah? (Mendorong Yuri)
(Lay menghampiri mereka)
Lay: “Ratu! Hentikan! Kau sudah keterlaluan. Apa kau tidak
malu mengambil barang milik orang lain? Cepat kembalikan”
Ratu: “Aku tidak mengambilnya. Aku menemukan ini di ruang
latihan. Aku fikir pemiliknya membuangnya jadi aku memungutnya. Kalau kau ingin
mendapatkan ini kembali, minggu depan kita battle dance. Kalau kau menang aku
akan memberikannya padamu. Kalau kalian kalah, benda ini tetap padaku dan
kalian tidak boleh menginjakkan kaki di ruang latihan lagi. Bagaimana?”
Fio: “Baik, aku setuju.” (Nada menantang)
Yuri: “Fio..”
Ratu: “Ok. Sampai bertemu minggu depan di panggung battle
dance. Selamat bekerja keras anak ayam. Eru ayo kita pergi.”
Ratu dan Eru pun pergi meninggalkan Fio, Lay dan Yuri.
Yuri: “Fi, kok kamu terima gitu aja si tawaran di nenek
sihir itu. Gimana kalo kita kalah?”
Fio: “Ya ampun Yuri, ya kita usaha dong biar gak kalah. Aku
yakin kok kita bakal menang. Tenang aja.”
Lay: “Fio benar, lagi pula kalian kan jago ngedance. Untuk
tempat latihannya, beres. Aku yang urus.”
Fio: “Sip! Lu emang tahu banget kalo kita lagi butuh
tumpangan.”
Lay: “Ok. No problem.”
Yuri: “Tapi, konsep dance yang bagus kira-kira apa ya?”
Lay: “Gimana kalo mix dance? Bolly dance dan Kpop dance. Aku
yakin pasti keren.”
(Fio dan Yuri saling melirik dan terlihat berfikir lalu
saling tersenyum)
Semenjak hari itu, Fio dan Yuri
berusaha keras menciptakan sebuah tarian baru dengan konsep mix dance. Setiap
hari mereka latihan di tempat yang disediakan oleh sahabat mereka, Lay. Ia juga
sering mengunjungi mereka walau hanya sekedar membawakan mereka makanan.
Lay: “Hey Guys!” (Datang membawa makanan)
Fio: “Waw! Lay! Kamu bawain makanan lagi yah?” (Menghampiri
Lay)
Yuri: “Jadi gak enak nih ngerepotin kamu terus”
Lay: “Ya ampun kaya orang asing aja. Biasa aja kali, kita
kan friend”
Fio: “Yap! Itulah gunanya sahabat!” (Tertawa renyah)
Lay: “Gimana perkembangan dance nya?”
Yuri: “Lumayan susah sih, tapi pelan-pelan juga pasti bisa.”
Lay: “(menatap Fio yang sedang makan) Capek banget yah? Ampe
keringetan gituh. Nih”(Memberikan sapu tangan)
Fio: (menerimanya) Thanks ya.
Yuri: “Ciee yang diperhatiin. Temen satunya lagi gak dikasih
nih”
Lay: “Sorry, cuma ada satu nih.”
Fio: “Yaudah nih, pake bekas aku aja” (lempar sapu tangan ke
Yuri”
Yuri: “Dih, enggak deh, makasih” (Tiba-tiba merasa nyeri di
dada)
Fio: “Kenapa Ri?”
Yuri: “Nggak papa kok, kecapean aja kayanya. Aku ke toilet
bentar yah” (bangkit pergi)
Fio: “Beneran gak papa?” (Setengah berteriak)
(Yuri pergi ke belakang dan menyandarakan tubuhnya ke
tembok, ia mengambil sesuatu dari sakunya yang ternyata itu adalah sebuah obat.
Ia merasa baikan setelah meminumnya.)
Yuri: “Hh, kenapa akhir-akhir ini aku selalu lupa minum
obat?”
Lay: (datang mengahmpiri Yuri) Obat apa? Emang kamu sakit
yah?” (Nada khawatir)
Yuri: (agak kaget) Oh, bukan apa-apa. Cuma vitamin biasa
kok. Yaudah aku lanjutin latihan lagi yah. (Pergi meninggalkan Lay)
Lay merasa ada sesuatu yang
temannya sembunyikan, tapi ia tidak terlalu memusingkannya. Hari battle dance
telah tiba. Hampir sebagian siswa Kirin menonton pertandingan ini. Pemenang
dari battle ini ditentukan oleh penonton yang memberikan suara mereka.
Penampilan pertama dari Ratu yang menampilkan tarian khasnya. Semua bertepuk
tangan meriah. Kini saatnya Fio dan Yuri. Mereka mengkombinasikan beberapa
tarian menjadi sebuah tarian yang luar biasa. Saat di pertengahan, tiba-tiba
rasa sakit di dada Yuri kembali menyerang, ia tak bisa menahannya dan akhirnya
ia terjatuh dan ambruk. Fio yang khawatir langsung membantunya sementara
seluruh siswa mencemoohnya.
Fio: “Yuri, kamu kenapa? Ayo aku bantu berdiri”
(Semua penonton meneriaki dan melempari mereka dengan
kertas. Sementara Ratu tertawa menang)
Fio membawa Yuri keluar stage, disana Lay sudah menunggu
mereka dengan cemas.
Lay: “Apa yang terjadi? Ada apa dengan Yuri?”
Fio: “Aku tidak tahu, tiba-tiba dia ambruk. Yuri, kau
baik-baik saja? Kau kenapa?” (Cemas)
Yuri: (mencoba tersenyum) Aku gak papa kok. Bisa tolong
ambilkan aku minum? Aku lupa tidak memakan vitamin ku.” (Berbohong)
(Lay bergegas mengambilkan minum untuk Yuri. Setelah
meminumnya, kini Yuri merasa baikan. Ia menatap Fio dengan rasa bersalah)
Yuri: “Fio, maafkan aku. Gara-gara aku kita kalah. Dan kamu
gagal mendapatkan gelangmu kembali. I'm so sorry.”
Fio: “Ya ampun Ri, gak apa-apa lagi. Aku tuh khawatir sama
kamu. Aku takut kamu kenapa-napa. Gelang itu gak usah kamu fikirin.”
Yuri: (menunduk sedih)
Ratu: “Oh, jadi ini kemampuan kalian? Heh. Payah.”
Fio: “Tutup mulutmu! Bagiku sahabat lebih penting dari
apapun. Aku tidak peduli tentang gelang itu, silakan ambil. Dan tempat latihan
itu, aku pastikan kita tidak akan pernah menginjakkan kaki disana lagi. Puas?”
Ratu: “Uuu serem. Kalah tetep aja kalah. Looser!” (Menghina)
Fio: “Apa kau bilang? Lu yang looser! Dasar nenek sihir!”
(Mendorong tubuh Ratu)
Eru: “Hey! Beraninya kau menyentuh tuan putriku! Putri, kau
tidak apa-apa?”
Ratu: “Iish apaan sih!”
Fio: “Heh. Tuan putri. Rupanya kau punya ekor. Beritahu pada
tuan putrimu untuk tak menganggu kami lagi. Kami tak mau berurusan dengannya
lagi.”
Lay: “Udahlah Fi, jangan diladenin terus.”
Yuri: “(Bangun) Lay bener, percuma ngomong sama orang gak
punya hati kaya dia. Mending kita pergi dari sini.”
Fio: “Kamu bener, ayo” (Pergi bersama Yuri dan Lay)
Ratu: “Iish! Dasar anak ayam! Kenapa sih Lay nemenin mereka
terus. Nyebelin banget deh!”
Eru: “Yaudah, gak papa tuan putri, kan masih ada aku”
Ratu: “Kamu lagi! Ngapain sih pake manggil-manggil tuan
putriku segala. Enggak banget de ih! Nyadar diri dong! Heh!” (Pergi dengan
kesal)
Eru: (menunduk sedih)
Setelah kejadian itu, Yuri selalu
merasa bersalah pada Fio. Padahal Fio sudah banyak membantunya selama ini, tapi
dia malah menghilangkan benda yang sangat berharga bagi Fio. Hingga tanpa Fio
ketahui, Yuri sering menemui Ratu hanya untuk sekedar meminta benda itu
kembali. Namun usahanya selalu sia-sia.
Sore itu, Yuri baru saja
mengistirahatkan tubuhnya. Ia sadar bahwa ini sudah waktunya untuk minum obat.
Ia pun bergegas meminumnya sebelum ia melupakannya lagi. Belum sempat ia
meminum obat, ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Ia mengambil ponselnya
Yuri: “Ratu?”(Mengguman dan segera menjawab telponnya)
Yuri: “Ada apa kau menghubungiku?”
Ratu: “Kau ingin gelang Fio kembali kan? Aku bisa
memeberikannya padamu.”
Yuri: (sigap) maksudmu? Kau akan mengembalikannya?
Ratu: “Ya, kau hanya perlu datang ke gedung kosong di jalan
Garuda Pancasila. Jangan ajak siapapun. Datanglah sendiri. Ada yang ingin aku
bicarakan denganmu” (menutup telpon)
Yuri: (Berfikir sejenak, lalu bergegas pergi)
Yuri pergi untuk menemui ratu
seperti janjinya dan ia kembali
melupakan obatnya. ia sampai di gedung kosong yang sudah tampak tak terpakai.
Disana Ratu sudah menunggunya.
Yuri: “Aku sudah datang sendiri. Aku menagih janjimu.
Kembalikan benda itu”
Ratu: (tertawa sinis sambil mengeluarkan benda tersebut) “Ini?
(Menjatuhkannya) Ambil lah. Aku tak membutuhkannya.”
Yuri: (Berjongkok mengambil gelang. Setelah itu ia berbalik
bermaksud pergi. Namun langkahnya terhenti saat melihat beberapa orang
dihadapannya membawa alat-alat pemukul)
Yuri: (Berbalik menatap Ratu) Apa maksud semua ini?
Ratu: (tersenyum sinis) Kau fikir ini gratis? Kau harus
membayarnya. Eru, pegangi dia.
(Dengan sigap Eru menahan pergerakan Yuri)
Yuri: (Berusaha melepaskan diri) Kau pecundang!
Ratu: “Kalian boleh bersenag-senang, tapi jangan samapi
membunuhnya.(Mengisyaratkan anak buahnya untuk menyiksa Yuri)
Anak buah Ratu mulai menyiksa Yuri, Yuri tak mampu melawan
mereka sendirian, apalagi ia hanya seorang wanita biasa. Ia terkenal beberapa
pukulan dan tamparan, ia mencoba melawan dan bisa meloloskan diri.
Ratu: “Cepat kejar dia!”
Yuri bersembunyi di suatu tempat. Ia sangat ketakutan. Ia
mencoba menghubungi Fio namun tak ada jawaban, Yuri melihat penjahat semakin
mendekatinya.
Yuri: “Angkatlah telfonnya, babo-ya!” (Ketakutan)
Yuri: “Fio, tolong aku. Ratu menjebakku. Sekarang Aku di
gedung kosong di jalan Garuda Pancasila. Cepatlah kesini, please help me.”
Ratu: (Menemukan Yuri) Disini kau rupanya
Yuri: (terkejut)
Sementara disisi lain, Fio
sahabatnya hendak pergi kerumah Yuri karena merek berjanji untuk kerja kelompok
di rumah Yuri, namun ia malah bertemu Lay di depan rumahnya.
Fio: “Lay? Sedang apa kamu disini?”
Lay: “Apa kau akan pergi ke suatu tempat?”
Fio: (mengangguk) Ya, aku akan ke rumah Yuri. Kenapa? Apa ada
sesuatu?
Lay: “Err.. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.
Sebentar saja.”
Fio: “Baiklah, sebentar saja. Cepat katakan.”
Lay: (menunduk bingung)
(Fio menunggu apa yang akan Lay katakan)
Lay: “Fi, sejujurnya aku sudah lama ingin mengatakan ini. Sebenarnya,
selama ini aku tidak menganggapmu sebagi teman, tapi sebagai seorang wanita.”
(Fio terkejut mendengar pernyataan sahabatnya. Ia terdiam
beberapa saat)
Lay: “Aku...”
Fio: “Lay, aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Aku
harus pergi sekarang juga. Maaf.”
(Lay termenung melihat kepergian Fio)
Fio termenung di halte Bis.
Fikirannya kacau saat ini. Ia bingung, ia memutuskan untuk membatalkan janjinya
pada Yuri dengan maksud menghubunginya. Namun ia terkejut saat melihat
banyakpangglan taktejwadari Yuri.
Fio: “Apa ini? Kenapa banyak sekali panggilan dari Yuri?”
(Mengecek kotak suara)
Fio terkejut saat mendengar Yuri yang memohon
pertolongannya.
Fio: “Yuri.. Bagaimana ini? Lay.. Ahh apa yang harus aku
lakukan? Yuri..” (Gelisah)
Lay: “Fio? Ada apa?”
Fio: “Lay.. (Terdiam sebentar) Yuri.. Di dalam bahaya.”
Lay: “Maksudmu?”
Fio: (menyerahkan pesan suara dari Yuri)
Lay: (terkejut) kita harus segera menemukannya.
Lay dan Fio bergegas mencari Yuri.
Sementara disisi lain, Yuri sedang terancam.
Yuri: (Berdiri) Kau tidak lebih dari wanita gila!
Ratu: (menampar Yuri hingga tersungkur. Ponsel Yuri
terlempar)
Yuri: (Bangun) Aku tidak mengerti kenapa kau seperti ini?
Ratu: “Heh. Aku sudah muak dengan kalian berdua. Terlalu
beresiko jika aku melukai Fio. Ayahnya orang berpengaruh di kota ini. Sedangkan
kau, kau bukan siapa-siapa. Kau hanya anak seorang pedagang ikan.
Yuri: (Bangun, marah dan mencekram kerah Ratu) Kau boleh
menghinaku, tapi tidak kedua orang tuaku.
(Yuri hendak memukul Ratu namun dihalangi oleh Eru yang
langsung mendorongnya)
Eru: “Jangan sentuh tuan putri! Putri kau tidak papa?”
Yuri tersenyum kecut hendak bangun dan melawan, namun
penyakitnya menyerangnya lagi. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi saat ini.
Yuri: “Akkh! Kenapa harus disaat seperti ini?” (Memegangi
dadanya yang sakit)
Ratu: Heh, wanita lemah. Aku lelah, ayo kita pergi. Tak ada
gunanya mengurus gadis ini lagi. Ayo cabut!
(Ratu dkk pergi meninggalkan Yuri yang kesakitan)
Yuri: (mengerang kesakitan)
Saat itu telfon masuk dari Fio, ia mencoba menggapai
ponselnya, namun ia tak bisa bergerak. Jantungnya terlalu lemah. Hingga
akhirnya ia tak sadarkan diri.
Fio: “Duh Lay, Fio gak angkat telfonnya.”
(Saat itu mereka berpapasan dengan Ratu yang tersenyum sinis
pada mereka)
Fio bisa menangkap aura jahat darinya. Ia sadar, Yuri juga
ada disini. Ia bergegas mencari Yuri bersama Lay.
Lay melihat Yuri yang tergeletak tak berdaya.
Lay: “Yuri!”
Fio: (mengikuti Lay) Yuri! Yuri, kau tidak papa? Yuri,
bangunlah.. Yuri! (Menepuk-nepuk pipi Yuri)
Lay: (melihat gelang yang dipegang oleh Yuri dan
mengambilnya) Fio.. Ini..”
Fio: (mengambilnya) Ini...
Lay: “Sepertinya Yuri mengambil ini dari Ratu untukmu.”
Fio: (menangis, tak percaya) Yuri, kenapa kau sampai seperti
ini.. Yuri!
Lay: “Sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit”
(Lay dan Fio membawa Yuri ke rumah sakit)
Setelah beberapa saat di rumah
sakit, Fio dan Lay harus menerima kenyataan pahit bahwa sahabat mereka Yuri tak
terselamatkan. Fio berjalan di koridor rumah sakit diikuti Lay di belakangnya.
Tatapan matanya kosong, dan berjalan dengan tertatih-tatih.
Lay: (menatap Fio cemas) Fio..
Fio: (Ambruk dan mulai menangis) Lay.. Kau dengar apa yang
dokter bilang? Yuri.. Dia.. Sahabat kita, memiliki penyakit jantung.. penyakit
yang mematikan. Kita bahkan tak tahu
selama ini dia menahan rasa sakit itu sendirian. Aku, yang sudah bersamanya
selama bertahun-tahun bahkan tak tahu apapun. Bahkan hingga ajal menjemputnya
ia tak pernah menceritakan tentang penyakitnya, rasa sakitnya. Apa itu namanya
sahabat? Ini yang namanya persahabatan? (Menangis keras) Maafkan aku Yuri..
Lay: (Ingin menghibur Fio, namun mengurungkan niatnya. Ia
hanya menatap sahabatnya yang menagis membelakanginya)
Sejak saat itu, Fio menjadi gadis
pemurung dan tempramental, ia bertekad untuk membalas kematian sahabatnya. Ia
tidak akan pernah lupa akan semua perlakuan Ratu padanya dan pada Yuri. Setiap
ia melihat gelang itu, ia akan kembali mengingat kejadian itu.
Bel pulang telah berbunyi,
anak-anak berhamburan seperti keluar dari penjara. Fio Menghampiri bangku Ratu
Fio: Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu. Aku tunggu di
belakang sekolah. Sendiri tanpa ekormu. (Menatap tajam, lalu pergi)
Ratu: (Hendak berdiri)
Eru: “Ratu, kau tidak apa-apa? Aku akan ikut denganmu.
Ratu: “Diam! Ini bukan urusanmu! Jangan ikuti aku. Mengerti?”
Ratu menemui Fio di belakang sekolah seperti janjinya. Fio
sudah menunggunya.
Ratu: “Fio, ada apa ini?”
Fio: “Jangan kau fikir aku melupakannya begitu saja. Aku
tidak pernah lupa apa yang kau lakukan pada Yuri. Kau telah membunuhnya.”
Ratu: “Aku tidak membunuhnya. Dia mati oleh penyakitnya
sendiri. Justru KAU yang membunuhnya. Dimana kau saat sahabatmu membutuhkan
bantuanmu, hah?!”
Fio: (mencengkram kerah baju Ratu dan memojokkannya ke
tembok) Diam! Aku tidak akan mengampunimu! (PLAK! Memukul Fio) ini adalah
balasan atas perlakuanmu padanya.
Fio kembali memukuli Ratu, ia menampar dan mencekiknya.
Eru melihat semuanya, ia yang ketakutan langsung melapor
pada polisi.
Eru: “Halo? Polisi? Tolong disini ada perncobaan pembunuhan.
Di Kirin Art High School” (mematikan telfon)
(Fio tidak menyadari keberadaan Eru)
Fio: “Kau harus menerima semuanya”
Ratu: “Dengar Fio, aku tidak membunuhnya. Dia terbunuh oleh
penyakitnya sendiri.”
Fio: “Tidak! Kau.. Kau telah membunuhnya!”
(Fio terus mencekik Ratu, hingga akhirnya polisi datang)
Polisi: “Angkat tangan!”
Fio tersontak kaget, saat ia menoleh banyak polisi
dibelakangnya, Eru bahkan Lay juga ada disana. Fio tersenyum sinis pada Ratu
Fio: “Kau pecundang”
Lay: “Fio.. Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini? Kau
bukan lagi Fio yang aku kenal. Kau benar-benar berubah.”
Fio: (menatap Lay)
Lay: “Apa kau fikir, Yuri akan senang kau berbuat seperti
ini? Apa kau fikir dengan membalas dendam semuanya akan terselesaikan? Tidak,
Fio.. Dendam hanya akan menghasilkan dendam lain. Semua ini tidak akan mengubah
apapun.”
(Fio terdiam, merenungi ucapan Lay)
Fio: “Maafkan aku Lay. Pak, bisa antar aku ke pemakaman
sahabatku? Sebentar saja.”
Fio dan Lay pergi ke pemakaman
tempat Yuri dikuburkan. Tentu diikuti oleh polisi. Fio duduk di depan kuburan
Yuri. Air matanya menetes.
Fio: “Yuri.. Maafkan aku, aku benar-benar ceroboh. Aku
hampir saja menjadi monster. Aku salah, aku fikir dengan membalas dendam aku
bisa mengakhiri semuanya. Aku fikir perasaanku akan lebih puas dan tenang, tapi
ternyata tidak. Tidak sama sekali. Aku salah. Maafkan aku Yuri.. Terimakasih
telah menjadi sahabatku selama ini. Pergilah dengan damai. Do'aku selalu
bersamamu. Yehet! Best friend forever.”
(Fio bangkit, dan menyerahkan diri)
Fio: Aku sudah selesai. Silakan bawa aku. Lay, terimakasih.
Kau adalah sahabat terbaikku setelah Yuri. Kau pria yang baik. Kau berhak
mendapat kebahagiaanmu. Maafkan aku Lay. (Pergi bersama polisi)
Lay menatap kepergian Fio.
Fio akhirnya dibawa ke kantor
polisi untuk di introgasi lebih lanjut, sementara Lay ia pindah ke Amerika
sejak saat itu dan menempuh kehidupan baru disana. Tak ada akhir yang bahagia,
akhir bahagia hanya ada dalam dongeng. Persahabatan, persaingan, hanya sebagian
dari proses pendewasaan. Menjembatani ke kehidupan yang sebenarnya. Dendam
hanya akan menghasilkan dendam yang lainnya. Mengutip dalam sebuah drama.
Dendam tak akan menyelesaikan masalah. Ia hanya akan membuat masalah yang
lainnya datang. Persahabatan bukan hanya saling berbagi senyuman, namun tangisan
dan pengorbanan. Segala sesuatu itu
tidak ada yang kekal. Semuanya akan kembali padaNya.
-The End-
- Back to Home »
- Kumpulan Cerpen , Sekolah , Tugas Ku »
- Contoh Naskah Drama
Related Posts :
Kumpulan Cerpen, Sekolah, Tugas Ku
Diberdayakan oleh Blogger.
Kak ijin di pakai buat drama di sekolah ^^
BalasHapusIjin pakai kak^^
BalasHapusIzin pakai buat tugas ya kk
BalasHapusGomawo
Izin pakai ya kak
BalasHapusIzin kak
BalasHapusizin pakai ya kak, terimakasii
BalasHapus